assalamualaikum photo: assalamualaikum 42.gif

Jumat, 22 Maret 2013

RUJUKAN SECARA UMUM


BAB 1
PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang
Pelaksanaan sistem rujukan di Indonesia telah diatur dengan bentuk bertingkat atau berjenjang, yaitu pelayanan kesehatan tingkat pertama, kedua dan ketiga, di mana dalam pelaksanaannya tidak berdiri sendiri-sendiri namun berada di suatu sistem dan saling berhubungan. Apabila pelayanan kesehatan primer tidak dapat melakukan tindakan medis tingkat primer maka ia menyerahkan tanggung jawab tersebut ke tingkat pelayanan di atasnya, demikian seterusnya. Apabila seluruh faktor pendukung (pemerintah, teknologi, transportasi) terpenuhi maka proses ini akan berjalan dengan baik dan masyarakat awam akan segera tertangani dengan tepat. Sebuah penelitian yang meneliti tentang sistem rujukan menyatakan bahwa beberapa hal yang dapat menyebabkan kegagalan proses rujukan yaitu tidak ada keterlibatan pihak tertentu yang seharusnya terkait, keterbatasan sarana, tidak ada dukungan peraturan.

Salah satu bentuk pelaksanaan dan pengembangan upaya kesehatan dalam Sistem kesehatan Nasional (SKN) adalah rujukan upaya kesehatan. Untuk mendapatkan mutu pelayanan yang lebih terjamin, berhasil guna (efektif) dan berdaya guna (efesien), perlu adanya jenjang pembagian tugas diantara unit-unit pelayanan kesehatan melalui suatu tatanan sistem rujukan. Dalam pengertiannya, sistem rujukan upaya kesehatan adalah suatu tatanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan masyarakat, baik secara vertikal maupun horizontal, kepada yang berwenang dan dilakukan secara rasional.

1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan uraian masalah dari latar belakan :
1.      Kenapa Tiga Terlambat yang mengakibatkan AKI dan AKB bisa terjadi ?
2.      Apa penyebab Tiga Terlambat yang mengakibatkan AKI dan AKB ?
3.      Kapan Terjadinya Tiga Terlanbat yang mengakibatkan AKI dan AKB ?
4.      Siapa yang berperan dalam mengatasi Tiga Terlambat yang mengakibatkan AKI dan AKB ?
5.      Apa yang harus dilakukan untuk menangani Tiga Terlambat ?

1.3 Tujuan
1.      Tujuan Umum
o   Untuk mengetahi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya Tiga Terlambat yang mengakibatkan AKI dan AKB
2.      Tujuan Khusus
o   Mendeskripsikan tentang penyebab terjadinya Tiga Terlambat yang mengakibatkan AKI dan AKB
o   Mendeskripsikan pencegahan kematian dengan mengurangi Tiga Terlambat
1.4  Manfaat Penulisan
a.      Manfaat Bagi Mahasiswa Kebidanan
Hasil penulisan  ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk memperluas wawasan dan pengetahuan mahasiswa jurusan kebidanan
b.      Manfaat Bagi Penulis
Menambah pengetahuan penulis tentang Tiga Terlambat yang mengakibatkan AKI dan AKB
c.       Manfaat Bagi Masyarakat
Dengan adanya penulisan ini ibu hamil dapat termotivasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap yang positif, sehingga dapat menekan Angka Kematian Ibu ( AKI ) dan Angka Kematian Bayi ( AKB ) serta meningkatkan kesehatan.
d.      Manfaat Bagi Institusi Pendidik
Sebagai bahan tambahan bacaan di perpustakaan Akademi Kebidanan Graha Mandiri Cilacap


BAB 2
TINJAUAN TEORI


2.1 Pengertian Rujukan
Rujukan adalah suatu pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas kasus atau masalah kebidanan yang timbul baik secara vertikal (dari satu unit ke unit yang lebih lengkap/Rumah Sakit) maupun horizontal (dari satu bagian ke bagian lain dalam satu unit) (Muchtar, 1977).
Pelayanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke sistem pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan yang dilakukan oleh bidan sewaktu menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan yang dilakukan oleh bidan ke tempat atau fasilitas pelayanan kesehatan atau fasilitas kesehatan lain secara horizontal maupun vertical.
2.2 Sistem Rujukan
Sistem rujukan adalah suatu sistem pelayanan kesehatan dimana terjadi pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas kasus atau masalah kesehatan yang timbul baik secara vertical (komunikasi antara unit yang sederajat) maupun secara horizontal (komunikasi inti yang lebih tinggi ke unit yang lebih rendah).
Menurut tata hubungannya, sistem rujukan terdiri dari  : rujukan internal dan rujukan eksternal.
Rujukan Internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di dalam institusi tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas (puskesmas pembantu) ke puskesmas induk.
·         Rujukan Eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang pelayanan kesehatan, baik horizontal  (dari puskesmas rawat jalan ke puskesmas rawat inap) maupun vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit umum daerah).
Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari : rujukan Medik dan rujukan Kesehatan.
·         Rujukan Medik adalah rujukan pelayanan yang terutama meliputi upaya penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Misalnya, merujuk pasien puskesmas dengan penyakit kronis (jantung koroner, hipertensi, diabetes mellitus) ke rumah sakit umum daerah.
·         Rujukan Kesehatan adalah rujukan pelayanan yang umumnya berkaitan dengan upaya peningkatan promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif). Contohnya, merujuk pasien dengan masalah gizi ke klinik konsultasi gizi (pojok gizi puskesmas), atau pasien dengan masalah kesehatan kerja ke klinik sanitasi puskesmas (pos Unit Kesehatan Kerja).
2.3 Kegiatan Rujukan
2.3.1 Rujukan dan Pelayanan Kebidanan
Kegiatan ini antara lain berupa :
1. Pengiriman orang sakit dari unit kesehatan kurang lengkap ke unit yang lebih lengkap.
2. Rujukan kasus-kasus patologik pada kehamilan, persalinan, dan nifas
3. Pengiriman kasus masalah reproduksi manusia lainnya, seperti kasus-kasus ginekologi atau kontrasepsi yang memerlukan penanganan spesialis.
4. Pengiriman bahan laboratorium
2.3.2 Pelimpahan Pengetahuan dan Keterampilan
Kegiatan ini antara lain :
1. Pengiriman tenaga-tenaga ahli ke daerah perifer untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan melalui ceramah, konsultasi penderita, diskusi kasus, dan demonstrasi.
2. Pengiriman petugas pelayanan kesehatan daerah ke rumah sakit yang lebih lengkap dengan tujuan menambah pengetahuan dan keterampilan.
2.3.3 Rujukan Informasi Medis
Kegiatan ini antara lain berupa :
1. Membalas secara lengkap data-data medis penderita yang dikirim dan advis rehabilitas kepada unit yang mengirim.
2. Menjalin kerjasama pelaporan data-data medis.
(Muchtar, 1977)
2.4 Faktor-Faktor Penyebab Rujukan
a. Riwayat bedah sesar
b. Perdarahan pervaginam
c. Persalinan kurang bulan
d. Ketuban pecah disertai dengan mekonium yang pecah
e. Ketuban pecah lebih dari 24 jam
f. Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan
g. Ikterus
h. Anemia berat
i. Tanda /gejala infeksi
j. Pre-eklampsia /Hipertensi dalam kehamilan
k. Tinggi fundus 40 cm/lebih
l. Gawat janin
m. Primapara dalam fase aktif kala I persalinan dan kepala janin masuk 5/5
n. Presentasi bukan belakang kepala
o. Presentasi ganda (mejemuk)
p. Kehamilan ganda (gemelli)
q. Tali pusat menumbung
r. Syok.
(Asuhan Persalinan Normal 2007)


Pemantauan secara dini bagi wanita hamil memang hal yang harus diperhatikan untuk dapat mengetahui setiap kali ada permasalahan yang timbul. Derajat kesehatan ibu dan anak di Indonesia masih belum memuaskan. Angka kematian ibu dan angka kematian bayi masih tinggi. Mortalitas dan morbilitas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di negara berkembang, menurut laporan UNICEF di negara miskin sekitar 25% - 50% kematian wanita usia subur disebabkan karena komplikasi kehamilan, kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama kematian ibu karena tidak semua kehamilan berakhir dengan persalinan yang berlangsung normal. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa lebih dari 90 % kematian ibu disebabkan komplikasi obstetri. Diperkirakan 15% kehamilan akan mengalami keadaan resiko tinggi dan komplikasi obstetri yang dapat membahayakan
 kehidupan ibu maupun janinnya bila tidak ditangani dengan memadai. Indonesia menempatkan penurunan AKI sebagai program prioritas mengingat kira-kira 90% kematian ibu terjadi di saat sekitar persalinan dan kira-kira 95% penyebab kematian ibu adalah komplikasi obstetric. Memperhatikan AKI dan AKB dapat dikemukakan bahwa :
1.      sebagian besar kematian ibu dan perinatal terjadi saat pertolongan pertama
2.      tejadinya tiga terlambat pada kehamilan
3.      pendidikan masyarakat yang rendah cenderung memilih pemeliharaan kesehatan secara tradisional (Manuaba, 1998).
Oleh karena keadaan tersebut saya mengambil makalah dengan judul ” Tiga Terlambat Yang Dapat Mengakibatkan Angka Kematian Ibu ( AKI ) dan Angka Kematian Bayi (AKB ).
2.5 Tiga Terlambat

Tiga Terlambat yaitu suatu keadaan dimana ibu hamil Terlambat mengenal tanda bahaya, Terlambat dalam mengambil keputusan untuk mencari Pertolongan, dan Terlambat dalam mengirim, dan menerima perawatan yg sesuai di fasilitas kesehatan.
Selama ini kita mengenal 3 Terlambat. Tapi yang diketahui berkaitan dengan tingginya AKI dalam buku MPS dari “Population Reference Bureau Mahmoud Fathlalla mantan president FIGO” di sebutkan mengenai 4 Terlambat yaitu :
1. Terlambat mengenal tanda bahaya
2. Terlambat mengambil keputusan
3. Terlambat mencapai fasilitas kesehatan
4. Terlambat mendapatkan pertolongan di fasilitas kesehatan
Pada Tiga Terlambat :
Pertama, terlambat mengenal tanda bahaya misalnnya kelainan atau penyakit pada ibu hamil. “Kebanyakan disebabkan oleh taraf pendidikan yang rendah.
Kedua, terlambat mengambil keputusan dalam mencari pertolongan, yang akhirnya terlambat menuju kerumah sakit.
Ketiga, terlambat mengirim dan menangani. ”Karena sudah terlambat sampai di tempta rujukan, kondisi ibu sudah makin melemah. Ditambah lagi bila sesampainya disana, fasilitasnya kurang lengkap atau tenaga medisnya kurang. Akhirnya benar-benar terlambat ditangani.



2.6 Faktor – factor Terlambat Rujukan
Keterlambatan ibu hamil mendapatkan pelayanan  perinatal juga  disebabkan oleh faktor sosial ekonomi masyarakat  seperti pendidikan, pendapatan, pengambilan keputusan, jarak, biaya dan birokrasi rumah sakit.
Dari beberapa faktor tersebut  di atas, tingkat pendidikan merupakan faktor yang sangat berperan dalam pemilihan penolong persalinan, karena tingkat pendidikan dapat menunjukkan tingkat status kesehatan seseorang (Basov, 2002: 2;  Folland, et al, 2001: 116). Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin besar kepedulian terhadap kesehatan.  Dengan  pendidikan yang baik   memberikan pada wanita kekuasaan  dan kepercayaan diri untuk   mengambil tanggung jawab atas wanita itu sendiri (Soemanto, 1990).
 Beberapa hal yang berkaitan dengan terlambat mencapai fasilitas kesehatan adalah karena faktor :
o   Jarak yang terlampau jauh dan ketersediaan transportasi yang kurang memadai dan masih bersifat tradisional. Pada daerah terpencil khusunya sehingga menyebabkan ibu hamil  memilih persalinan di rumah  dengan bantuan dukun, sehingga  apabila mengalami komplikasi saat persalinan tidak segera mendapatkan pertolongan yang memadai. Hal ini sering menyebabkan  kematian ibu dan bayi.
o   Sarana transportasi yang tidak menunjang
o   Tingkat kesulitan geografis yang sulit dilewati oleh kendaraan
o   Waktu tempuh yang sangat jauh dari tempat pelayanan kesahatan

Rendahnya cakupan pemeriksaan selama kehamilan, akibat persalinan yang kurang bersih dan kebiasaan pada ibu-ibu hamil yang belum memenuhi persyaratan medis dan kesehatan juga menyebabkan tingginya AKI di Indonesia. SDKI 1994 menemukan kenyataan bahwa sebagian besar persalinan ditolong oleh dukun dan bukan tenaga kesehatan, dan sebanyak  70,6 % persalinan dilakukan  di rumah yang tidak  jarang jauh dari syarat  bersih dan sehat.
penyebab lain tingginya kematian ibu karena kurangya Akses Ibu Bersalin terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, yang disebabkan penyebaran tempat pelayanan kesehatan yang belum optimal, kualitas dan efektifitas pelayanan kesehatan ibu belum memadai, sistem rujukan kesehatan maternal belum mantap, dan lemahnya manajemen kesehatan di berbagai tingkat, kedudukan wanita dalam keluarga masih rendah, sosial budaya tidak mendukung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar