assalamualaikum photo: assalamualaikum 42.gif

Jumat, 22 Maret 2013

Konsep Dasar Askeb Solusio Plasenta


Konsep Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan Solusio Plasenta
1.1 PENGKAJIAN
1.1.1 DATA SUBYEKTIF
1.1.1.1 Anamnesa
1. Nama Klien
Digunakan untuk membedakan antara klien satu dengan yang lainnya (Manuaba, 1998 : 326)
2. Umur
Digunakan untuk mengetahui masa reproduksi klien beresiko tinggi atau tidak. Wanita hamil umumnya tidak boleh kurang dari 16 tahun dan lebih dari 35 tahun. (Manuaba, 1998 : 326)
3. Kebangsaan
Sebagian masyarakat beranggapoan bahwa wanita kullit hitam lebih kuat dari pada kulit putih. (Manuaba, 1998 : 326)
4. Agama
Untuk memudahkan dalam memberikan nasehat spiritual sesuai dengan kepercayaan yang dianut. (Manuaba, 1998 : 326)
5. Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien, sehingga dalam memberikan asuhan disesuaikan dengan tingkat pengetahuan. (Manuaba, 1998 : 326)
6. Pekerjaan  
Untuk mengetahui tingkat ekonomi klien dan pengaruh pekerjaan  terhadap kehamilan klien. (Manuaba, 1998 : 326)

7. Alamat
Untuk memudahkan dimana tempat tinggal klien, sehingga memudahkan petugas kesehatan dalam melakukan kunjungan rumah. (Manuaba, 1998 : 326)
Pada tanggal            :
Pukul            :
1.      Alasan kunjungan ini Untuk mengetahui berapa kali ibu memeriksakan kehamilannya atau jika ada keluhan.
2.      Riwayat Kehamilan
1)      Riwayat Mesntruasi
Yang perlu ditanyakan adalah :
·         menarche untuk mengetahui keadaan alat kelamin dalam normal atau tidak
·         siklus menstruasi untuk mengetahui adanya penyakit yang menyertai.
·         Haid terakhir lamanya
·         Banyaknya darah yang keluar
·         Konsistensinya
·         Teratur tidaknya haid yang digunakan untuk membantu diagnosa lamanya kehamilan dan untuk memperhitungkan taksiran persalinan.
2)      Pergerakan anak
Pada kasus Solusio Plasenta pergerakan anak tergantung dari umur kehamilan dan keadaan janinnya.
3)      Tanda- tanda kehamilan
Tanda-tanda pasti kehamilan antara lain pada pemeriksaan abdomen dapat diraba bagian-bagian janin, dapat didengar denyut jantung janin, dapat dirasakan gerakan janin, pada pemeriksaan rontgen  tampak kerangka  janin dan pada Ultrasonografi dapat diketahui ukuran janin. (Prawirohardjo, 2008)
3.  Keluhan
Pada kasus solusio plasenta keluhan pasien tergantung tingkat solusio plasenta, pada solusio plasenta berat gejala yang dapat timbul adalah sakit perut terus menerus, nyeri tekan pada uterus, uterus tegang terus menerus, perdarahan per vaginam, syok, dan bunyi jantung janin tidak terdengar lagi. Sedangkan pada kasus solusio plasenta sedang dan ringan tidak semua ada gejala di atas. (Prawirohardjo, 2008)
4.      Aktivitas sehari – hari
Pada kasus solusio plasenta aktivitanya terganggu karena biasanya pasien umumnya lemah.
5.      Imunisasi TT
Untuk mencegah tetatus nenatorum, maka ibu hamil sebaiknya mendapatkan imunisasi TT2 kali dengan interval 4 minggu dari TT1.
6.      Kontrasepsi yang pernah digunakan
Untuk mengetahui kontrasepsi apa yang pernah digunakan.
7.      Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Untuk mengetahui masalah atau gangguan kesehatan yang timbul sewaktu hamil, melahirkan dan nifas yang mungkin dapat  terjadi lagi pada kehamilan, kelahiran dan nifas saat ini.
8. Riwayat Penyakit yang pernah diderita
Pertanyaan yang diajukan adalah apakah pernah menderita penyakit hepatitis yang bisa menurun pada bayi melalui trans plasenta, penyakit jantung, paru-paru, diabetes mellitus, gemelli, apakah alergi terhadap makanan dan obat-obatan, apakah punya kebiasaan merokok dan minum jamu-jamuan.

9.      Riwayat kesehatan keluarga.
Karena dalam kehamilan daya tahan tubuh ibu menurun bila ada penyakit yang menular dapat lekas menular kepada ibu dan mempengaruhi janin. ( Prawirohardjo, 2008 )
1.1.2 Data Objektif
      1.1.2.1  Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Pada kasus solusio plasenta umumnya lemah dan pucat pada kasus solusio plasenta sedang dan berat. (Prawirohardjo, 2008 : 508)
Kesadaran :
2. Tanda-tanda vital
1)      Tekanan darah: Biasanya Pada kasus solusio plasenta tekanan darahnya dapat normal 120/80 mmHg sampai menurun menunjukkan tanda syok. (Arief Masjoer, 1999)
2)      Nadi             : Biasanya Pada kasus solusio plasenta denyut nadinya meningkat > 100 x menit. (Prawirohardjo, 2008 : 508)
3)      Suhu             : Biasanya pada kasus solusio plasenta suhu tubuh pasien meningkat dapat pula menurun sebagai tanda pre syok. (Prawirohardjo, 2008 : 508)
3. Muka
Ada atau tidak kloasma gravidarum, ada atau tidak oedem
4. Mata
Pada kasus solusio plasenta umumnya penderita anemis sehingga konjungtiva terlihat pucat.
5.   Hidung
Ada atau tidak polip, epitaksis, secret, peradangan.
6.      Mulut dan Gigi
Ada atau tidak caries jika ada perlu ditanyakan kapan terjadinya, ada tidaknya pendarahan gusi, ada pembengkakan tonsil atau tidak.
7.      Telinga
Menilai kebersihan telinga dengan melihat ada tidaknya serumen.
8.      Kelenjar tiroid dan Kelenjar limfe
Ada tidaknya pembesaran kelenjar tiroid dan limfe.
9.      Dada
1)      Jantung : ictus cordis regular atau tidak.
2)      Paru-paru : ada atau tidak ronchi dan wheezing.
3)      Payudara
Simetris atau tidak, bersih atau tidak, ada benjolan atau tidak, nyeri atau tidak.
10. Punggung dan pinggang
Posisi tulang belakang : lordosis /tidak
11. Ekstermitas atas dan bawah
Ada oedema atau tidak, ada varices atau tidak, reflek patella baik atau tidak, pada kasus solusio plasenta sedang dan berat umumnya teraba akral dingin.
12. Abdomen
              Ada tidaknya linea, striae, pembesaran sesuai umur kehamilan atau tidak, ada tidaknya benjolan, konsistensi lembek atau tidak.
              Pada kasus solusio plasenta abdomen tegang dan terdapat nyeri tekan di perut bagian bawah serta bagian janin sukar ditentukan, DJJ sulit dinilai atau tidak ada. (Arief Mansjoer, 1999)
1) Leopold I
a. Pemeriksa menghadap kearah muka ibu hamil
b. Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian dalam fundus
c. Konsistensi uterus
2)   Leopold II
a. Menentukan batas samping rahim kanan dan kiri
b. Menentukan letak punggung janin

3)   Leopold III
a. Menentukan apa yang terdapat dibagian terbawah
b. Untuk menentukan bagian terbawah janin apakah bagian tersebut sudah masuk pintu atas panggul atau belum (jika belum bagian terbawah tersebut dapat digoyangkan).
4)   Leopold IV
a. Pemeriksaan menghadap kearah kiri ibu hamil
b. Seberapa jauh bagian terbawah janin masuk pintu atas panggul. (Mochtar : 1998)
13. Fetus DJJ :
Pada kasus solusio plasenta yang beresiko tinggi terhadap kematian janin umumnya DJJ bervariasi dari asfiksia/ bradikardi ringan sampai berat dan dapat lebih parah sampai tidak terdengar bila kasus ini tidak segera mendapat pertolongan.
14. Genitalia
Vagina : Pada pemeriksaan dalam umumnya terdapat pembukaan, ketuban tegang dan menonjol serta bila ada perdarahan umumnya  berwarna merah kehitaman dan berbau.
1.1.2.2     Pemeriksaan penunjang
·         Pemeriksaan laboratorium darah : hemoglobin, hematokrit, trombosit, waktu protrombin, waktu pembekuan, kadar fibrinogen, elektrolit plasma.
·         KTG (Kardio Tocografi) untuk menilai kesejahteraan janin.
·         Ultrasonogafi, untuk menilai letak plasenta, usia gestasi, dan keadaan janin, dijumpai juga  perdarahan antara plasenta dan dinding abdomen atau disebut dengan perdarahan Retroplasenter.


1.2  IDENTIFIKASI Diagnosa dan MASALAH
Diagnosa  :  Ibu G…P… UK 23-40  dengan Solusio Plasenta…..
·         Solusio plasenta ringan, tandanya ada sedikit perdarahan pervaginam kehitaman, perut agak sakit terus menerus agak tegang, bagian janin masih mudah teraba.
·         Solusio plasenta sedang, tanda gejala yang dapat timbul perlahan atau mendadak dengan gejala sakit perut terus menerus lalu terjadi perdarahan pervaginam, dinding uterus teraba tegang terus menerus dan nyeri tekan sehingga bagian-bagian janin sulit diraba, dan telah ada tanda-tanda persalinan.
·         Solusio plasenta berat, tanda dan gejalanya adalah penderita jatuh syok dan janinnya sudah meninggal, uterus sangat tegang dan sangat nyeri, perdarahan pervaginam dapat belum tampak maupun tampak, dan telah ada kelainan pembekuan darah dan kelainan ginjal.
Masalah    : Ibu mengalami perdarahan  bercak sampai banyak dengan rasa sakit dan nyeri yang hebat.
1.3 IDENTIFIKASI Diagnosa DAN  MASALAH Potensial
Diagnosa Potensial : Ibu G…P… UK… dengan  masalah  potensial seperti
ü  Dapat terjadi gangguan pembekuan darah :
1)      Masuknya tromboplastin ke dalam sirkulasi darah menyebabkan pembekuan darah intravascular dan disertai hemolisis.
2)      Terjadi penurunan fibrinogen sehingga hipofibrinogen dapat mengganggu pembekuan darah.

ü  Oligouria. Terjadinya sumbatan glomerulus ginjal dan dapat menimbulkan  produksi urine makin berkurang.
ü  Perdarahan postpartum. Pada solusio plasenta sedang sampai berat
              terjadi infiltrasi darah ke otot rahim, sehingga menggangu kontraksi     dan menimbulkan perdarahan karena atonia uteri, kegagalan pembekuan darah menambah beratnya perdarahan.
ü  Anemia sampai Syok, dikarenakan terjadi perdarahan nyata maupun tersembunyi di antara plasenta dan cavum uteri ( Retroplasenter ), Variasi turunnya tekanan darah yang menimbulkan  keadaan syok pada ibu.
 1.4  Kebutuhan Tindakan Segera
Pasien membutuhkan tindakan segera untuk mengatasi masalah yang timbul adalah Infus RL dan Dekstrosa, apabila terjadi sesak pada ibu segera pasang oksigen. Dan segera lakukan rujukan ke fasilitas pelayanan maternal neonatal yang lebih memadai.
1.5   INTERVENSI
               Intervensi  bergantung pada kondisi ibu dan janin, bila perdarahan ringan dan tidak ada tanda gawat janin, observasi diwajibkan selama fasilitas mempunyai kemampuan untuk memberi intervensi segera bila diperlukan.
Intervensi di BPM
1.5.1        Atur supaya ibu Tredelenburg
Rasional : mencegah terjadinya komplikasi syok akibat kurangnya aliran darah balik ke otak.
1.5.2        Beri cairan infuse dekstrosa dan RL
Rasional : mencegah terjadinya syok hipovolemik akibat kehilangan cairan plasma atau darah.
1.5.3        Berikan oksigen ( jika ibu mengalami sesak )
Rasional : memperbaiki suplai oksigen dalam tubuh.
1.5.4        Siapkan pasien dan keluarga untuk dilakukan rujukan ke fasilitas yang memadai.
Rasional : agar pasien mendapat penanganan yang tepat dari tenaga kesehatan yang berwenang (dokter SpOG).

1.5.5        Pantau tanda-tanda vital.
Rasional : tanda-tanda vital mencerminkan keadaan pasien.
1.5.6        Pantau DJJ.
Rasional : memantau keadaan janin dan memantau adanya kemungkinan IUFD.
1.5.7        Beri informasi kepada ibu dan keluarga tentang sifat kedaruratan, terapi, termasuk juga kemungkinan operasi section caesarea, tranfusi darah dan resusitasi neonates.
Rasional : menyiapkan pasien dan keluarga dari segala aspek yakni psiko, materil dan sebagainya.

1.6  IMPLEMENTASI
Implementasi harus dilakukan segera sesuai invervensi yang telah tersistematis.
Implementasi di BPM
1.6.1        Mengatur supaya posisi ibu Tredelenburg
1.6.2        Jika ibu hanya mengalami solusio plasenta ringan, segera memasang  infuse dekstrosa dan RL, sebelum ibu mengalami syok, karena syok menyebabkan pembuluh darah vena ibu mengecil dan sulit dipasang infuse.
1.6.3         Pada solusio plasenta sedang ibu kadang mengalami sesak segera  memberikan oksigen.
1.6.4        Menyiapkan pasien dan keluarga untuk dilakukan rujukan ke fasilitas yang memadai. Rujukan pada pasien dengan solusio plasenta harus segara dilakukan untuk menyelamatkan jiwa ibu.
1.6.5        Selama dalam perjalanan rujukan melakukan pemantauan tanda-tanda vital dan DJJ. Karena kemungkinan bisa terjadi perubahan buruk pada kondisi ibu dan janin.



1.7 EVALUASI
Evaluasi yang dilakukan bidan selama dalam perjalanan rujukan dan setelah dilakukan invervensi-intervensi yang maksimal. Yakni dengan pemantauan keadaan umum, kesadaran, tanda-tanda vital, dan adanya komplikasi lebih lanjut seperti syok. Serta evaluasi pada kondisi janin intrauterine dengan pemantauan DJJ, agar tidak sampai terjadi IUFD (Intrauterine Fetal Death).





DAFTAR PUSTAKA

A.Cooper, Margaret. 2009. Myles Buku Ajar Bidan . Jakarta: EGC.
Mansjoer, Arif, dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 1. Jakarta : Media Aesculapius.
Manuaba, Ida Bagus Gede, dkk. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit kandungan dan keluarga     Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
Manuaba, Ida Bagus Gede, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan Edisi 2.  Jakarta : EGC.
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono prawirohardjo.
Varney, Helen, dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Edisi 4, Volume 1. Jakarta : EGC.
V. Walsh Linda. 2008. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar